Selasa, 25 Desember 2012

 Doa

Doaku adalah puisi bagi mreka yang telah pergi
diamku adalah kenang,
yang terindah bersemayam didasar sukma
Tsunami gelombangmu adalah duka 

delapan tahun sudah tak trbendung jua air mata.

Trier 25.12.012

Selasa, 13 November 2012

 Sunyi

Di pelupuk mata itu bayangan mengkelebat cahaya, 
sunyi berlayar sendiri ke matahari. 

Rindu

Masih basah tanah sisa hujan semalam,
namun siang ini merinai kembali gerimis,
basah jua rinduku padamu 


Musim gugur

Musim gugur kian membasah
derai hujan derai berderai
dentingnya Symphonie Melancholie sesak merasuk dada.

wahai angin musin gugur seberangkan daun daun 
rindu bagi kekasih.

 Wajah rindu
 
Purnama temaram di peluk awan
biasnya seram mengambang warna
sunyi jua kian merasukk wajah jiwa yang merindu

Trier 14 November 2012
 

Senin, 22 Oktober 2012

Rindu

Rinduku tergelepar di pantai
pucuk cemara melambai lambai memanggil namamu
gelombang yang menghempas melukis bayangmu.

Kekasih kekasih dimanakah pusaramu
aku remuk redam..

Duh, rindu: kutepuk dada seirama didong
agar nyeri yg menohok dijantung segera sirna

duh, kekasih: dilaut atau didataran manakah kan kusemai Rindu
mungkin jua di cakrawala dan di saatnya tiba kita tuai bersama


pertengahan musim gugur 2012 Trier

Sabtu, 06 Oktober 2012

Malam kian larut rinai gerimis enggan berhenti dan sunyi jua menemani hati.



 Kurangkai rindu pada tampuk mawar merahhati agar tetap harum mewangi dalam sukma dan angin hembuskan harumnya bagi kekasih yg dalam gelutan malam sunyi.

Desir mendesir angin dingin dimusim gugur dentingnya mengalun pilu dalam jiwa yg merindu.

Rabu, 25 Juli 2012

Karena rindu dendampun berkesumat <3

Dia yang mengkasap dendam menengadah ke lagit mengharap
matahari menyunting purnama

Jumat, 04 Mei 2012

Rindu

Dia yang bertarung dengan rindu
bergelut dengan dupa cendana yang mendera dada
mengapa hati tak tentram
karena merangkai waktu dalam usia
kemana hati hendak dibawa
cakrawala jua tempat menyimpan jiwa

Trier 0505012

Sabtu, 14 April 2012

Lass mich hier bleiben
Terjemahan :RazlinaReichardt +Kartini Reichardt


Ich habe mich bereits entschieden,
Dass ich nicht wieder komme
Obgleich mir die Sehnsucht eine tiefe Wunde in Herz schneidet
Immer
Immer wieder durchwühlt sie meine Seele.
Ich komme nicht zurück
Weil die Enttäuschung meine Seele überflutet
Und ich möchte, dass ich all diese Gefühle
Erbrechen kann aus meinem Magen,
Aus meinem hämmernden Herzen und aus dem Blut,
Das durch meine Adern fließt
Aber: Ich kann nicht.
Ich bin perplex
Gefesselt durch meine Enttäuschung

Ich hab dich doch geliebt
All deinen Kummer verstehe ich
Und tausend, tausend Flüsse von Gebeten für dich ergießen sich
Nur bin ich so naiv, so dass du mich aus zu nutzen verstandest
Du verlierst dich selbst
Es lässt mir das Herz im Leibe zerspringen

Lass mich hier bleiben obgleich mir die Sehnsucht eine tiefe Wunde ins Herz
schneidet
Ich sehne mich nach dem satten grün der Bäume im Muskatnussgarten
Und sehne mich nach dem klaren Wasser des Flusses, der die Reisfelder bewässert
Und die zwitschernde Elster im Morgengrauen, wie ich sie vermisse

Mein Herz ist zerbrochen
Dein Schauspiel bringt mir Leid

So lass mich hier bleiben
Genieße das Land, dass ich nur im Traum zu besuchen vermag

Lass mich hier verweilen
In der Welt der vier Jahreszeiten
Wenn der Winter kommt
Schicke ich meinen Geist ins Land der Sonne
Wenn der Frühling Einzug hält
Die Vögel fröhliche Lieder singen
Spatzen zwitschern auf den Belimbingbäumen vor dem Haus
In der Sommerzeit
Erfüllen Strahlen das Land der Sonne
Und des Herbst's bunteste Blätter
Zeichnen meine Liebe zu dir

Lass mich hier verweilen
Die Zeit lässt meine Entscheidung reifen
Und die Melancholie genießen,
Wer weiß ob sie mir nicht einmal mehr Glück gewähren wird, als das Glück an sich.

Trier 14.04.2012

Rabu, 21 Maret 2012

 Selamat Jalan Bunda
 
Mak!!
bagitulah aku memanggilmu
senandung prang sabil kau alunkan
disaat membuai adik dalam ayunan
tabah kau menunggu berminggu bahkan berbulan
kepulangan bapak dari tugasnya

Kadang sendu berkelebat di wajahmu
ketulusan cinta pada ke 10 anakmu
mengores jiwa bila mereka tak bahagia
keiklasan hatimu menerima hidup dalam hidup
mencerahkan aora keindahan di wajahmu

Mak!!
begitulah kami memanggilmu
kemarin kita baru bercerita dan bercanda
tidak banyak yang kau ceritakan tidak seperti biasa
sekedar mengabarkan dirimu sehat,
kata rindu darimu aku tidak mendengarnya
seakan kata itu selesai sudah
aku merasa kebahagian dari nada suaramu
dan tentramlah rasa dan pikirku


Mak
Kau pergi tanpa ada pesan apapun
sakit yang sekejap mengantarkan dirimu ke sisiNya
senyum terkulum dibibir dalam tidurmu yang sebenarnya tidur
pintu syurga terbuka untukmu.
Mak
senantiasa gemuruh rindu mengiringi langkah hidupku
dirimu ada disini di lubuk hati yang paling dalam
di dasar jiwaku


AllahuRabbi ampunilah dosa kedua
orang tuaku kasihinilah mereka
sebagaimana mereka mengasihiku
semenjak kecil...
Amiiin ya Rabiilálamin

Trier
04.03.10
Razlina
Karena Aku Mencintaimu
(Monolog)

Inginnya sekarang juga aku terbang menemuimu berjalan di sepanjang pantai cemara
yang selalu kita lalui sambil menikmati matahari menghilang di horizont-
kita menikmatinya dengan penuh cinta.
Ah itu dulu ketika kita bersama-sama,sewaktu aku masih berada dikotamu
sayang kini aku terkapar berbaring di ranjang dengan penyakit yang merorong jantungku
senantiasa aku berharap bertemu denganmu atau kau mengujungi aku karena tak mampu aku menemuimu,
bukan hanya penyakit yang merorong jantungku juga rindu menyayat perih,

sayang adakah kau kenang dengan jingganya senja, setidaknya.
mungkin dengan adanya rindumu
tentang senja menjingga  secuil rindu ada untukku
aku disini sayang berbaring lesu  tak seorangpun mendengar jeritanku
suara tersekat hanya sampai dipersimpangan leher, penyakit itu sungguh menguras seluruh tenagaku.

Temui aku  kekasih, hidupku takkan lama lagi, ingin aku sebelum pergi tuk selamanya
bersua sekejap saja  mendengar suaramu walau aku tak mampu lagi membelai wajah
tampanmu menatap tulang rahang yang kekar dengn tatapan mata teduhmu
sayang bukankah pernah kau katakan walau badan kita berjauhan namun hati kita selalu bertaut
adakah rinduku saat ini kau rasakan.

bunyi mesin yang selama ini mendampingi tidurku  memekakkan telinga.
sekarang aku melayang di udara
tubuhku berbaring diranjang putih kabel berada diantara lubang hidung
aku melihat dirimu tersedu di samping tubuh kakuku tanpa kata-kata,sepertinya ada penesalandalam isakmu.

jangan sesali sudah saatnya aku pergi hanya tubuhku menghilang darimu namun aku tetap bersamamu dalam ruang yang berbeda
senantiasa mendampingimu mengikuti harus kehidupan dalam duniamu
karena aku teramat mencintaimu.
taukah kau kekasih,perih yang melilit dijantungku kini sirna sama sekali demikian juga rindu takkan kurasakan nyerinya karena aku selalu berada di sampingmu dalam setiap langkahmu.
Maafkan aku kekasih janganlah berduka.


(Fiksi Monolog : Razlina Reichardt)
Trier 25.10.011


Sabtu, 10 Maret 2012